Selasa, 24 Agustus 2010

tsunami matahari

Para ahli astronomi di seluruh dunia yang memantau Matahari, melaporkan telah terjadi sebuah ledakan cukup besar pada akhir pekan lalu. Termasuk dari para pemantau ini adalah stasiun pemantau Solar Dynamics Observatory milik NASA.
Luapan energi Matahari yang luar biasa besar muncul bagaikan kembang api di permukaan Matahari. Gelombang energi itu terpancarkan menuju Planet Bumi bagaikan sebuah tsunami yang melintasi jarak 93 juta mil melintasi angkasa.
Seperti dilansir Telegraph.co.uk, para ilmuwan memperkirakan tsunami matahari ini akan mencapai Planet Bumi pada hari ini, Selasa (3/8/2010). Pada wilayah Bumi di dekat Kutub Utara dan Selatan, diperkirakan tsunami ini akan menghasilkan fenomena Aurora di langit.
Namun, para ilmuwan juga memperingatkan tsunami Matahari ini bisa merusak satelit komunikasi yang berseliweran di sekitar Planet Bumi. Namun tidak jelas tingkat kerusakan yang mungkin ditimbulkan. (detik)




Menurut Thomas, kejadian sebenarnya adalah terjadi ledakan atau flare kecil di matahari pada 1 Agustus 2010 sekitar pukul 16.00 WIB. Bila itu mengarah ke bumi, dampaknya kemungkinan baru terasa sekitar 3 Agustus, tetapi tidak signifikan.
Kejadian pada 1 Agustus tidak berdampak signifikan pada bumi. “Kalau pun ada hanya sedikit gangguan ketinggian orbit satelit dan tampaknya cahaya aurora di langit sekitar kutub karena interaksi partikel matahari yang terperangkap medan magnet bumi dengan atmosfer bumi.”
Berdasar penelitian National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), yang disponsori lembaga antasariksa Amerika Serikat, NASA, badai matahari terjadi ketika muncul flare atau ledakan besar di atmosfer matahari dengan daya supertinggi.
Badai matahari bisa menyebabkan lonjatan tenaga lisrik hingga miliaran watt. Bila sampai ke bumi, pancarannya akan mempengaruhi medan magnet bumi yang selanjutnya berdampak pada sistem satelit, listrik, dan frekuensi radio. Bumi terancam kehilangan daya listrik.
Badai matahari merupakan siklus biasa yang terjadi setiap 11 tahun. Namun, siklus itu diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2012-2013. Badai matahari pernah melanda bumi pada 1 September 1859. Namun, kala itu tak terlalu berdampak karena kehidupan di masa itu belum ditopang listrik.
Berdasar prediksi tersebut, sejumlah badan antariksa telah berupaya menyiapkan sejumlah strategi menghadapi badai matahari. Strategi untuk mengantisipasi hilangnya daya listrik, satelit, dan frekuensi radio yang menopang kehidupan masyarakat modern masa kini. (vivanews)
“Aku melihat Aurora itu setelah matahari terbenam dan aku terus mengawasi struktur dan perubahan warnanya benar-benar menakjubkan,” kata Gunjan Sinha dari Saskatchewan, Kanada pada SPACE.com.
“Tak pernah bosan-bosannya aku menonton aurora yang menari-nari dengan warna hijau cerah kadang biru dan dicampur dengan cahaya merah.”
Ledakan Solor atau coronal mass ejection ini adalah letusan plasma dan atom yang terionisasi ke ruang angkasa. Saat atom mencapai bumi, aliran partikel matahari melewati medan magnet planet ke arah kutub.
Dalam prosesnya, partikel bermuatan itu bertumbukan dengan atom nitrogen dan oksigen di atmosfer dan menciptakan cahaya Aurora mengesankan selama prosesnya.
Foto ultraviolent ekstrim dirilis oleh Solar Dynamics Observatory NASA menunjukkan matahari mengalami ledakan-ledakan.
SDO yang diluncurkan pada bulan Februari menangkap gambar definisi tinggi matahari di berbagai panjang gelombang.
Biasanya, siklus matahari berlangsung sekitar 11 tahun dan membutuhkan kira-kira 5,5 tahun untuk berpindah dari aktifitas minimum hingga aktifitas maksimum di mana aktivitas matahari semakin kuat. [ito]
Aktifitas maksimum matahari terakhir terjadi pada 2001. Aktifitas minimum terbaru matahari lemah dan bertahan lama. Letusan surya terbaru merupakan salah satu tanda pertama bahwa matahari sedang menuju aktifitas maksimumnya.(inilah.com)

udah ah apapun yg terjadi q kan slalu ada untukmu...kyk kata bondan,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar